Arsip

Posts Tagged ‘gadget’

Android Honeycomb Pertama Masuk Indonesia

April 21, 2011 1 komentar

JAKARTA, KOMPAS.com — Kehadiran tablet dengan platform Android 3.0 atau Honeycomb di Tanah Air tinggal menghitung hari. Asus mengklaim sebagai vendor pertama yang akan menghadirkannya secara resmi dengan produk terbarunya Eee Pad Transformer.

Diluncurkan secara resmi pada 25 Maret 2011 secara global, Eee Pad Transformer dari Asus akan segera hadir untuk pasar Indonesia. Dijadwalkan akan tersedia di pasar Indonesia pada Mei 2011, Eee Pad Transformer TF101 yang akan hadir adalah versi 16 GB dengan konektivitas Wi-Fi saja. Varian lain dari Eee Pad Transformer, termasuk dengan media penyimpanan internal 32 GB dan dukungan jaringan 3G, akan menyusul kemudian.

Bukan hanya sekadar tablet berlayar sentuh, Eee Pad Transformer juga dapat difungsikan layaknya notebook. Asus menyediakan pilihan docking khusus agar tablet tersebut bisa bertransformasi menjadi notebook dengan tambahan keyboard. Docking menjadi salah satu pilihan paket penjualannya. Docking tambahan tidak hanya membantu mempermudah pekerjaan yang membutuhkan aktivitas mengetik cukup intensif, tetapi sekaligus menambah daya tahan baterai hingga 16 jam.

Tablet dengan sistem operasi Android 3.0 Honeycomb yang ditenagai dengan prosesor dual core Tegra 2 1 GHz ini dilengkapi dengan user interface Waveshare dari Asus. Tampilan tersebut menyediakan menu yang memberikan kombinasi penggunaan yang intuitif dan performa hardware yang bertenaga baik saat menikmati juga saat membuat file multimedia dan bahkan untuk aktivitas lain yang yang menunjang produktivitas.

Spesifikasi Eee Pad Transformer

Display 10.1″ LED Backlit screen with IPS (1280 x 800) 10 finger multi-touch support, scratch resistant-glass
Operating system Android 3.0 Honeycomb
Platform NVIDIA® Tegra™ 2
Memory LP DDR2 1 GB
Storage 16GB /32GB (1) EMMC + Unlimited ASUS WebStorage (2)
Wireless 802.11 b/g/n, Bluetooth 2.1 + EDR
Camera 1.2MP (front), 5MP Auto focus (rear)
Interface 2-in-1 Audio Jack (Head Phone / Mic-in); 1x mini HDMI 1.3a port
1x Micro SD Card Reader; 1x Internal Microphone; 1x Stereo Speaker
Interface on mobile dock (note) 2x USB 2.0(5); 1x SD Card Reader(5)
Sensor G-Sensor, Light Sensor, Gyroscope, E-compass, GPS
3G Module Optional
Flash support Yes(3)
Multi-tasking Yes
Special APP ASUS Launcher, MyLibrary, MyNet, MyCloud, File manager, PC sync
Battery 9.5 hours; 24.4Wh Li-polymer Battery(4) 16 hours with dock
 Size/ Weight 271*177*12.98mm / 680g (w/ battery)

Kenapa Android Bisa Kuasai Dunia?

INILAH.COM, Jakarta – Sistem operasi (OS) Android baru saja mengalahkan OS mobile terpopuler dunia, Symbian. Apa alasannya?

1. Tiap Upgrade Versi, Jadi Tambah Baik

Upgrade rutin di tiap versi baru Android yang dijamin makin baik performa maupun fiturnya. Versi terbaru saat ini yakni Android 3.0 atau Honeycomb menjanjikan penambahan kualitas signifikan.

2. Smartphone Android Bagus

Kesuksesan Android tak lepas dari smartphone pemakai OS ini yang memiliki bermacam fitur. Misalnya, Droid X, Galaxy S hingga HTC Evo memiliki banyak kelebihan sehingga konsumen tertarik membeli.

3. Membiarkan RIM Terlena

Awalnya, Google terkesan membiarkan RIM dan BlackBerry menguasai pasar. Penjualan Android sendiri terfokus pada konsumen umum. Namun, setelah sukses di pasar kosumen umum, kini Android mulai membidik pebisnis dan makin banyak pebisnis yang memakai Android dibanding BlackBerry.

4. Model Sedikit, Apple Keselutitan Melawan Android

Apple yang hanya memasarkan iPhone 3GS dan iPhone 4, kini perusahaan itu makin kewalahan melawan Android. Lusinan smartphone Android bukanlah lawan sebanding meski iPhone masih sangat laris.

5. Pangsa Pasar Microsoft Menurun

Keberuntungan Microsoft di pasar OS mobile kurang baik. Peluncuran Windows Phone 7 (WP7) dinilai terlambat dan pangsa pasarnya menurun. Hal ini memberi celah Android mendapat lebih banyak pangsa pasar smartphone.

6. Nokia Kewalahan

Awalnya, perusahaan asal Finlandia ini sangat dominan menguasai smartphone. Kini, Nokia mulai kewalahan. Salah satu alasannya, OS Symbian dianggap ketinggalan zaman dibanding Android. Alhasil, konsumen mulai melirik Android.

7. Dukungan Vendor Kelas Atas

Dukungan penuh vendor kelas atas membantu menaikkan popularitas Android. Bahkan, mungkin tanpa dukungan vendor seperti Samsung, Motorola dan HTC yang menyajikan ponsel berkelas, Android tak bakal sukses.

8. Merek Google yang Kuat

Reputasi merek Google yang hebat membuat konsumen tak meragukan Android. Mereka sepertinya memercayai Android akan memberi pengalaman memakai smartphone yang bisa mereka nikmati. [vin]

Penulis : Billy A. Banggawan
Sumber : http://www.inilah.com

Pilih kuku, apa pilih IPhone ?

Teman saya menceritakan teman perempuannya menyesal telah membeli handphone canggih IPhone. Dia sulit sekali menggunakan fasilitas touch screennya(Capacitive Touch), karena tidak bereaksi ketika disentuh dengan kuku, padahal dia hobi merawat, memanjangkan kuku (menicure). Pilih kuku, apa pilih IPhone ?

Teknologi Multitouch Apple Hasil Curian?

Fransiska Ari Wahyu – detikinet

Jakarta – Ibarat pohon semakin tinggi semakin kencang angin yang menerpanya. Mungkin pepatah ini cocok disandangkan pada Apple. Gugatan demi gugatan seolah silih berganti menghampiri Apple.

Belum lama perseteruannya dengan Nokia terkait masalah hak paten, kini Apple mesti menghadapi gugatan dari sebuah produsen chip bernama Elan Microelectronics.

Perusahaan yang berbasis di Taiwan ini menuding Apple telah melanggar hak paten No 5,825,352 tentang teknologi multitouch. Gugatan tersebut didaftarkan Elan ke International Trade Commision (ITC).

Dalam gugatannya, Elan menuduh Apple tanpa izin menggunakan teknologi multitouch miliknya dalam beberapa produk, yakni iPhone, iPod Touch, Mac Book, Magic Mouse dan iPad.

Dikutip detikINET dari CNet, Rabu (31/3/2010), Elan mendesak ITC memblokir impor produk-produk Apple itu ke Amerika Serikat.

“Kami telah mengajukan komplain ke ITC sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan hak paten kami atas pelanggaran yang dilakukan Apple. Proses di ITC menjadi cara yang cepat dan efisien bagi Elan untuk memperjuangkan paten,” isi pernyataan Elan.

Ini bukan kali pertama Elan mengajukan gugatan atas penggunaan teknologi multitouch. Di tahun 2008, perusahaan chip ini menuntut Synaptics di pengadilan distrik Amerika Serikat karena sejumlah produk Synaptics dinilai melanggar paten Elan. Akhirnya mereka melakukan perjanjian lisensi.

Sejenak melihat ke belakang, gugatan pelanggaran paten yang diterima Apple ini terasa ironis. Karena belum lama ini, produsen iPhone tersebut mencak-mencak dan menggugat HTC karena masalah paten. Kini justru Apple yang digugat karena masalah paten.Terkait gugatan Elan, pihak Apple belum berkomentar. ( faw / fyk )

Sumber : Detiki Net

Nokia Ajukan Gugatan Baru Terhadap Apple

Rachmatunnisa – detikinet
Jakarta – Perseteruan Nokia dengan Apple rupanya belumlah usai. Vendor handset ternama asal Finlandia itu malah mengajukan gugatan baru terhadap sang pembuat iPhone.

Adapun gugatan Nokia kali ini ditujukan untuk iPhone dan iPad 3G. Nokia menyebutkan gadget tersebut melanggar lima hak paten miliknya, yaitu teknologi yang membuat komunikasi data dan suara lebih efisien, serta membuat ukuran gagdet menjadi lebih kecil.

“Kami telah mengambil langkah ini untuk melindungi hasil pengembangan kami, dan untuk mengakhiri penggunaan inovasi Nokia secara tidak sah oleh perusahaan teknologi lain,” kata salah satu pejabat eksekutif Nokia Paulus Melin, dikutip detikINET dari AFP, Sabtu (8/5/2010).

Belum ada tanggapan resmi dari Apple terkait gugatan ini. Juru bicara Apple Steve Dowling, menolak untuk berkomentar. Namun dia mengatakan pihak Apple sudah mengajukan gugatan balik untuk klaim sebelumnya oleh Nokia.

“Nokia melanggar 13 paten Apple, dan mereka memilih untuk meniru iPhone untuk merebut kembali pangsa pasar ponsel high end,” kata Dowling.

Gugatan terbaru yang diajukan ke pengadilan wilayah Madison itu kian memperpanjang daftar perkara hukum soal pelanggaran hak paten di antara keduanya.

Seperti diketahui, perkara hukum soal hak paten biasa terjadi di industri teknologi. Akan memakan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan perkara semacam ini. Umumnya, perkara semacam ini seringkali berakhir dengan beberapa kesepakatan lisensi.

( ash / ash )

Sumber : Detiki Net