Beranda > Teknologi > Mobil Marlip Solusi Iptek

Mobil Marlip Solusi Iptek

mobil-zero1.gif

Mobil bertenaga listrik produksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) —disebut marlip (marmut listrik)—merupakan salah satu wujud solusi ilmu pengetahuan dan teknologi atas krisis energi di negeri ini. Sayang, pemanfaatannya hingga kini belum juga optimal.

”Penggunaan energi listrik juga ramah lingkungan, bahkan hampir nol emisi,” kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Umar Anggara Jenie dalam jumpa pers menjelang penyerahan marlip kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (25/10). Penyerahan direncanakan Kamis.

Meski relevan di tengah krisis energi, pengembangan marlip hingga kini belum didukung penuh. Dengan segala keterbatasan itu, sejak 1998 para peneliti di Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (P2 Telimek) berhasil mengembangkan teknologi itu dan hingga kini telah menghasilkan 50 unit marlip.

Marlip di antaranya telah digunakan di rumah sakit, lokasi wisata, markas kepolisian, dan lapangan golf. Marlip juga digunakan saat peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung. Namun, pemanfaatannya tetap belum signifikan.

”Penyerahan kepada Presiden diharapkan bisa mempromosikan sekaligus memperkenalkan marlip ke masyarakat,” kata Umar.

Delapan jenis

Kini sudah delapan jenis marlip dikembangkan dengan tiga tipe, masing-masing tipe wisata, city car, dan smart. Untuk jangka panjang ditargetkan, marlip berbahan bakar fuel cell, bahan bakar campuran hidrogen dan udara.

Kini, para peneliti fisika dan metalurgi LIPI sedang mencari pembentuk hidrogen yang cocok untuk bahan bakar mobil. Sedang fuel cell telah digunakan dalam prototipe sepeda motor LIPI.

Minimnya dukungan anggaran dan rendahnya minat investor untuk mengembangkan marlip, disiasati dengan bekerja sama dengan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk suku cadang.

Hingga kini, dari 80 persen komponen lokal 40 persennya merupakan suku cadang yang disuplai beberapa UKM dalam negeri, di antaranya pengadaan per daun, karet-karet, dan body. Hanya 20 persen komponen impor, termasuk mikroprosesor.

Penemu sekaligus pemegang paten marlip, Ir Masrah, mengaku sulit menggaet investor bermodal besar untuk mengembangkannya. ”Industri belum tertarik produk inovasi marlip. Mereka lebih suka duplikasi dengan hitung-hitungan untung yang lebih mudah dihitung,” kata dia.

Berdasarkan perkiraan minimal, pasar membutuhkan 4.000 unit marlip dalam lima tahun. Kini, hampir seratus persen kebutuhan mobil sejenis diimpor dengan keterbatasan layanan purna jual dan suku cadang. Padahal, mobil dari LIPI lebih murah, garansi satu tahun, serta ada ketersediaan suku cadang dan layanan purna jual.

”Seandainya untuk kebutuhan mobil sejenis di Indonesia bisa disuplai LIPI sepuluh persennya saja, itu sudah sangat bagus. Selanjutnya mari berkompetisi,” kata Masrah.

Untuk periode 2006-2007 produksi ditargetkan 300 unit dan dioperasikan di perkantoran dan lokasi wisata.

Spesifikasi

Spesifikasi teknis Marlip adalah berkecepatan 40 km/jam untuk jalan datar dan 20 km/jam untuk tanjakan, jarak tempuh 300 km, masa aktif delapan jam, waktu pengisian baterai tercepat 2,5 jam (rata-rata 4-5 jam), dan berat kosong 300 kilogram untuk jenis city car dan smart. Harga pesanan Rp 40 juta per unit.

”Kami kini mengupayakan pengisian baterai yang lebih cepat dan kapasitas penyimpanan energi lebih besar,” kata Masrah.

Sumber : www.Kompas.co.id , 26 Oktober 2005  ,  Marlip Motor

Kategori:Teknologi
  1. saya
    Desember 10, 2007 pukul 9:24 am

    mas desainnya jelek, mosok koyo espass. kalau mau urun rembuk desain gimana ?

  2. salmanalfarisy
    Desember 10, 2007 pukul 3:57 pm

    Iya niy mas, designnya masih standar, padahal kan orang Indonesia kreatif2 yah.. pantesan peminatnya kurang.. he he he

  3. H Tri laksono
    Desember 11, 2007 pukul 4:26 am

    ass wr wb. saya mendukung baik mas, udah bisa bikin acung jempol. saya juga suka modif susahnya, ide kretifnya…salut sama mas marlip, saya berminat sekali, tapi 40 jeti?.. nabung mas ntar saya beli. sekarang ini tepat mas, premium bentar lagi kaya minyak tanah nasibnye, beli pertamax mahal, salam produk indonesia

  4. Maret 15, 2008 pukul 3:46 pm

    Masalah desain memang kita ketinggalan ,sebenarnya sih tidak hanya kurang percaya diri ,org kt klo tdk luar negeri tdk keren ,org kt tdk menyukai produksi dlm negri sampai – sampai2x kepercayaan kpd tuhan sj import yaa ..Lumprahlah klo kt cinta prod LN.,

  5. Mei 11, 2008 pukul 11:52 am

    wah bagus bisa mesan tidak?

  6. Mei 20, 2008 pukul 3:01 pm

    mantaBs,

    btw,
    bagaimana cara pesanya? 🙂

  7. Moh. Geri SH
    Mei 25, 2008 pukul 5:28 am

    Salut !!! Biasa design product perdana kurang keren, tapi Bagus Awal prestasi yang baik. Saya dukung, tapi bagaimana dengan powernya, apa kuat dan mekanisme teknis power batrainya bagaimana ???

  8. bowos
    Mei 27, 2008 pukul 4:27 pm

    wah acungan jempol buat anak bangsa
    tapi mengapa design,dan kecepatannya tidak bisa sebaik produk luar?saran saja perbaharui design dan mesinnya. mungkin baterainya juga berpengaruh

  9. Juni 2, 2008 pukul 5:15 pm

    Maju terus Indonesia.
    Hidup Indonesia……
    jangan terus pakai buatan luar negeri.
    Indonesia pintar jangan mau jadi keledai…..

  10. Juli 16, 2008 pukul 3:38 pm

    Klo dari UNS mau ngadain seminar tentang marlip bisa hubungkan dengan lipi gak ya?LIPI bagian mana trus alamat n no telpnya brapa?

  11. Juli 16, 2008 pukul 3:46 pm

    klo mau menyelenggarakan seminar dengan pembicara dari lipi yang mengangkat marlip prosedur permohonannya gimana ya. Trus alamat LIPI yang mengeluarkan marlip tu mana ya?

  12. muhammad Kharis
    Juli 18, 2008 pukul 7:25 am

    Wah, Bagus tuh ngembangin Mobil Tenaga Listrik. Tapi Sayang di Indonesia Listriknya sering Mati kena pemadaman bergiliran. kalo bisa juga ada dukungan dari pemerintah. semoga sukses

  13. Agustus 3, 2008 pukul 5:04 pm

    lha kan ada solar panel, ada kincir angin, bahkan banyak pembangkit listrik independent yang di bangun sendiri sama masyrakat tanpa camopur tangan pemerintah.

    Jangan mau di diktein pemerintah melulu, kpemerintahnya gak bisa memberdayakan pembangkit listrik tenaga angin yah kita jangan ikut2an bermental “gak bisa” juga

  14. Agustus 6, 2008 pukul 9:39 am

    Kan ada solar panel buat di rumah2, malahan di sctv ada mahasiswa yang produksi solar panel untuk 700 ribu

    yah jangan terlalu bergantung sama pemerintah, di Depok gak terjadi pemadaman bergilir, rakyat di kampung2 pakai pembangkit listrik independent tenaga kincir angin

    kalau pemeritah gak bisa memberdayakan tenaga alam untuk listrik, yah rakyatnya jangan juga bermental “gak bisa”

  15. bahruddin
    Agustus 11, 2008 pukul 3:31 am

    ass. tabe’ kanda….sya minta petunjuk untuk bisa penelitian di marlip…hormatku bahar teknik elektro U

  16. biji
    Agustus 20, 2008 pukul 4:23 am

    aduh desainya nggak bgt deh, kayak espass kena kutuk. sini gue bantuin desain deh.

  17. Deni
    Oktober 23, 2008 pukul 4:40 am

    maju terus indonesia, hajar produk luar yang mahal dengan produk dlm negeri yang terjangkau dengan mutu yang tokcer, marlip dah bagus desainnya, bikin desain2 lain yang lebih OK

  18. bhayuputra
    November 3, 2008 pukul 6:26 pm

    wah ok banget tuh mas. terus terang designnya kurang sreg deh. kasih design yang bagusan dong mas, biar kita lebih bangga produk dlm negeri. BTW designer kita banyak yang ok loh.
    mengenai harga, gak bisa ditekan lagi tuh mas. khan nano aja bisa 20jt-an. itung2 sebagai alternatif pengguna motor, biar gak kehujanan….

    sukses deh..

  19. Abraham
    November 4, 2008 pukul 9:11 am

    lumayan, tapi kurang lebar rasanya.
    lampunya kalo bisa pake 1 proyektor di 1 lampu, kan lebih keren dari pada niru lampu espass.

  20. Abraham
    November 5, 2008 pukul 7:43 am

    lumayan keren tapi terlalu kecil.

  21. faisal
    November 14, 2008 pukul 2:34 am

    bagus kok yg penting buatan bangsa sendiri
    ayo investor dlm negri bantu dong katanya nasionalis

  22. ferbie
    Desember 9, 2008 pukul 8:39 am

    Desainnya kurang bagus, perlu banyak perubahan.
    untuk masalah tenaga saya agak ragu, sebab saya pernah mencoba sepeda motor listrik itu tidak ada tenaganya dan sangat beresiko ketika jalanan menanjak.saya mau tanya, apa dilengkapi dengan sistem manual?atau seperti mobil matic?
    kalau seperti mobil matic perlu ada tambahan speed kusus untuk jalanan menanjak karena itu membutuhkan tenaga yang lebih besar.

    terus terang saya sangat berminat untuk membeli mobil ini dengan harga yang terjangkau, tapi tolong diperhatikan masalah yang saya angkat dalam saran dan kritik diatas

    terima kasih

  23. senov
    Januari 5, 2009 pukul 2:32 am

    ak jg lg maw bwt generator portable…bs ksh tw cr bwt generator DC g??low bs sexan rumusy…mksh

  24. puput
    Januari 21, 2009 pukul 8:38 am

    penemuannya bagus tapi model nya kurang gmna …………………………………..

    coba d buat lbh keren lg

  25. Irwan P
    Januari 25, 2009 pukul 3:24 am

    Gw bangga jadi bangsa Indonesia… Hidup Marmut !!!
    ….Hidup Marlip !!! Hidup Indonesia !!!

  26. taufik
    Maret 20, 2009 pukul 1:42 pm

    ok.deh ? brapa harganya, sy mu pesan buat pengganti angkot bisa kan

  27. Arif setyawan
    April 8, 2009 pukul 12:29 pm

    Aq sngat mendukung marlip.tp ada saran utk tenaga bsa dtmbah g?utk energi dhmatin dkit.trus klo djual msal g bsa dturunin 20jt.bner bwt alterntif mtor gar g khjanan

    • salmanalfarisy
      Mei 13, 2009 pukul 10:35 am

      iya yah 20 jtaan

  28. rachmanto
    Mei 28, 2009 pukul 7:02 am

    konsepnya oke juga, tapi gimanapun juga masih perlu listrik dari pln, sementara pln-nya pake bbm (minyak n batubara), jadi belum sepenuhnya green energy…kalo bisa sumber listriknya yang sustainable energy..pakai sel surya, dipasang di seluruh bodi mobil..jadi lebih ciamiik..ACI deh..(aku cinta indonesia..)

    • salmanalfarisy
      Juni 5, 2009 pukul 3:14 am

      Kalo bahan bakarnya pake Extrak Kotoran Manusia (maaf) pasti lebih dasyat lagi yah

  29. Mei 31, 2009 pukul 3:57 pm

    dukung aja lah..
    satu langkah untuk kemajuan ko..
    kadang..masyarakat kita ini ko pintarnya merendahkan
    meski belum sempurna, puji dululah, itu akan jadi penyemangat mereka buat lebih berkreatif
    negara-negara maju juga gak langsung bikin produk yang bagus..
    salut buat marlip…kembangkan terus…
    maju terus Indonesia

  30. Kamsun
    Agustus 17, 2009 pukul 7:56 am

    Kalo dijalan datar max 60-70 km dan di tanjakan 40 km pasti lebih ciamik…….soale tempatku akeh tanjakan. Kalo ndak banyak tanjakan sperti jakarta mungkin max 40 km sih ok2 aja

  31. ratih
    Agustus 24, 2009 pukul 10:26 am

    sebaiknya pengisian baterai cukup 1 jam saja & kecepatannya bisa sampai 80 km/jam, agar bisa masuk tol (min 60 km/jam). soal desain mobil buat lagi dunk yg ciamik, masa kalah sama negara tetangga yang suka mengklaim kebudayaan bangsa lain, tapi bagaimanapun saya bangga dgn produk dlm negeri 😉

  32. September 12, 2009 pukul 5:28 am

    solusi pas bagi negara kita yang kaya polusi udara, smoga bsa mengurangi polusi

  33. ridho
    Oktober 11, 2009 pukul 3:48 am

    wah bagus banget itu trus kenapa setiap ada produk produk indonesia seprti mobil ini pemerintah terkesan kurang mendukung ayo donk jangan kalah sama negara lain mlaysia aja udah punya perusahaan mobil yaitu proton klu kita lihat sebenarnya sdm kita jauh lebih mampu dari sdm orang malaysia tapi knp sec pemerintah selalu saja beralasan ini dan itu kapan majunya indonesia klo setiap ada karya anak bangsa seprti ini selalu tdk didukng ayo donk bikin perusahaan mobil komersil juga tlg donk pak presiden perhatikan karya anak bangsa SEJUJURNYA SAYA SEDIH KLO LIHAT MOBIL MOBIL MALAYSIA BERKELIARAN DI INDONESIA(SYA BERPIKIR KITA MEMANG SUDAH BETUL KALAH DARI MALAYSIA)KARNA MEREKA SERIUS DALAM MENGEMBANGKAN ILMU PENGTAHUANDAN JUGA INDUSTRI OTOMOTIFNYA

  34. Hadi
    Desember 26, 2009 pukul 5:04 am

    Gak bisa murah dikit? Aku ada buget 25 jt tuk beli katana 2nd.
    Tp klo dapat marlip, walau seken juga, alangkah senengnya aku.
    Gimana MARLIP?

    • salmanalfarisy
      Desember 30, 2009 pukul 1:42 pm

      Engga tahu pak, marlip.. udah gak ada kabarnya lagi 😦

  35. tommy
    Januari 13, 2010 pukul 4:21 am

    gmana mo pul kamp ke solo kalo daya tahan cma sgitu pak????

    • salmanalfarisy
      Januari 15, 2010 pukul 11:24 pm

      Hrus campur pak, campur dorong sama derek… he he he 🙂

  36. Januari 27, 2011 pukul 4:12 am

    Menurut saya desaine tidak masalah, yang jadi masalah adalah harganya bisa ditekan lagi ga ? 🙂 maklum.. terus kecepatan dan daya tanjak ini faktor penting kalau bs ditingkatkan suwun…

  37. sedo
    Mei 25, 2011 pukul 6:41 pm

    Menurut saya
    kalau desainnya dibuat lebih menarik, itu mobil kemungkinan besar laku
    coba saja tanya orang-orang tentang mobil yang keren
    dari segi teknologi nampaknya sudah mantap

    untuk saat ini aku tunggu desainnya dulu deh. . . 😀

    Ooo ya
    kalo gak salah ini mobil kelinci ya ? atau apa namanya aku lupa

  38. Oktober 2, 2012 pukul 1:16 am

    bagus kpn dipasarkan ke masyarakat? untuk body mbok ya yang bagus jangan jadul gitu biar banyak yang beli dan bisa bersaing di pasar internasional, kalo bodynya jadul gitu konsumen pasti akan melirik ke mobil listrik buatan luar tooo

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke H Tri laksono Batalkan balasan